Buat kalian yang punya tugas mengenai MAKROEKONOMI,, Nih ada makalah yang bisa jadi pembelajaran...

PASAR BARANG DAN KEUANGAN
(MODEL IS-LM)


DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2
HENDRA SETIAWAN (903001170)
AYU FITRIAH MAGFIRA (90300117045)

KELAS IE B (2017)


JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

PEMBAHASAN
PASAR BARANG DAN HUBUNGAN IS
Sebelumnya, kita telah mempelajari materi yang berkaitan dengan materi ini di bab 3. Adapun ringkasan materinya.
Kita mencirikan equilibrium dalam pasar barang sebagai kondisi dimana produksi Y sama dengan permintaan barang Z. Kita menyebut kondisi ini sebagai hubungan IS.
Kita mendefinisikan permintaan sebagai jumlah konsumsi, investasi dan pengeluaran pemerintah. Kita mengasumsikan bahwa konsumsi adalah fungsi dari pendapatan disposabel (pendapatan dikurangi pajak), dan menganggap pengeluaran investasi, pengeluaran pemerintah dan pajak sebagai berikut.
Z = C(Y-T) + I + G
(Pada Bab 3, kita mengasumsikan untuk menyederhanakan aljabar, bahwa hubungan antara konsumsi (C) dan pendapatan disposabel (Y-T) bersifat linear. Namun, kami tidak akan membuat asumsi tersebut. Tetapi, menggunakan bentuk yang lebih umum
C = C(Y-T)
Kondisi equilibrium diberikan oleh
Y = C(Y-T) + I + G
Dengan menggunakan kondisi ekuilibrium ini, kita kemudian membahas faktor-faktor yang menggerakkan output ekuilibrium. Terutama akan membahas pengaruh perubahan pengeluaran pemerintah dan pergeseran permintaan konsumsi.
Penyederhanaan utama dari model pertama adalah bahwa suku bunga tidak mempengaruhi permintaan barang. Tugas pertama kita dalam bab ini, adalah mengabaikan penyederhanaan tersebut dan memperkenalkan suku bunga pada model ekuilibrium kita dalam pasar barang. Untuk sementara, kita fokus pada pengaruh suku bunga terhadap investasi.
Adapun pada bab 3, investasi diasumsikan bersifat konstan, demi penyederhanaan. Namun, investasi sebenarnya jauh dari konstan dan terutama bergantung pada dua faktor.
Tingkat penjualan. Mari pertimbangkan perusahaan yang menghadapi peningkatan penjualan dan perlu meningkatkan produksi. Untuk melakukan hal tersebut, perusahaan mungkin perlu membeli tambahan mesin atau membangun pabrik tambahan. Dengan kata lain, perlu melakukan investasi. Perusahaan yang mengalami penjualan yang rendah tidak akan merasakan kebutuhan semacam itu dan hanya akan menghabiskan sedikit (jika ada) atas investasinya.
Suku bunga. Mari pertimbangkan perusahaan yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak mesin baru. Misalkan untuk membeli mesin baru, perusahaan harus meminjam. Semakin tinggi suku bunga , semakin tidak menarik untuk meminjam dan membeli mesin.
Pada suku bunga yang tinggi, laba tambahan dari menggunakan mesin baru tidak akan meliputi pembayaran bunga, dan mesin baru tidak akan berharga untuk dibeli.
Untuk menangkap 2 pengaruh tersebut, kita menuliskan hubungan investasi sebagai berikut.
I = I(Y,i)
(+,-)


(Gambar 5.1)
Persamaan (5.1) menyatakan bahwa Investasi (I)bergantung pada produksi (Y) dan suku bungan (i). Kita akan terus mengasumsikan bahwa investasi persediaan = 0, sehingga penjualan dan produksi selalu sama. Akibatnya, Y melambangkan penjualan dan produksi. Tanda positif dibawah Y mengindikasikan bahwa peningkatan produksi (secara ekuivalen, peningkatan penjualan) akan menyebabkan peningkatan investasi. Tanda negatif dibawah suku bunga i mengindikasikan bahwa peningkatan suku bunga menyebabkan penurunan investasi.
Menentukan Output
Output ini lebih terperinci dibahas pada bab 3. Singkatnya, pada bab sebelumnya investasi bersifat konstan, pembatasan tersebut secara alami diikuti dari asumsi bahwa konsumen hanya menghabiskan bagian dari pendapatan tambahannya pada konsumsi. Namun sekarang kita membiarkan invenstasi merespons terhadap produksi, di mana batasan tersebut mungkin tidak lagi berlaku. Ketika output meningkat, jumlah peningkatan konsumsi dan investasi akan melebihi peningkatan awal output. Walaupun hal tersebut merupakan sebuah kemungkinan teoritis, bukti empiris menunjukkan bahwa hal tersebut tidak terjadi dalam realitas. Itulah mengapa kita akan mengasumsikan respom permintaan terhadap output lebih kecil dari satu untuk satu dan menggambar ZZ lebih datar dari garis 45 derajat.
Ekuilibrium di pasar barang dicapai pada titik di mana permintaan akan barang sama dengan output. Artinya, pada titik A, yaitu perpotongan dari ZZ dan garis 45 derajat. Tingkat output ekuilibrium diberikan oleh Y.
Menderivasi Kurva IS








(Gambar 5.2)
(a & b)
Sekarang, kita akan menderivasi digambar 5.2 ., hal yang terjadi jika suku bunga berubah. Misalkan bahwa di gambar 5.2 (a) . kurva permintaan diberikan oleh ZZ, dan ekuilibrium awal berada pada titik A. Misalkan sekarang suku bunga meningkat dari nilai awal i menjadi nilai baru i’ yang lebih tinggi. Pada tingkat output manapun , suku bunga yang lebih tinggi menyebabkan investasi dan permintaan yang lebih rendah. Kurva permintaan ZZ bergeser turun ke ZZ’ . pada tingkat output tertentu, permintaan lebih rendah . ekuilibrium baru berada pada perpotongan kurva permintaan ZZ’ yang lebih rendah dan garis 45 derajat pada titik A’. Tingkat output ekuilibrium sekarang sama dengan Y’.
Dengan kata lain, peningkatan suku bunga menurunkan investasi. Penurunan investasi menyebabkan penurunan output, yang selanjutnya menurunkan konsumsi dan investasi melalui pengaruh multiplier.
Dengan menggunakan gambar 5.2 (a), kita dapat menentukan nilai output ekuilibrium yang terkait dengan setiap nilai suku bunga. Hubungan yang dihasilkan antara output ekuilibrium dan suku bunga digambarkan di Gambar 5,2(b). 
Gambar 5.2(b)memplot ekuilibrium Y disumbu horizontal dengan suku bunga disumbu vertikal. Titik A digambar 5.2(b) berhubungan dengan titik A di gambar 5.2(a), dan gambar titik A’ digambar 5.2(b) berhubungan dengan A’ digambar 5.2(a). Suku bunga yang lebih tinggi terkait dengan tingkat output yang lebih rendah.
Hubungan antara suku bunga dan output tersebutditunjukkan oleh kurva dengan kemiringan menurun digambar 5.2(b). Kurva tersebut disebut kurva IS.
Pergeseran kurva IS

Gambar 5.3
Kurva IS memberikan tingkat output ekuilibrium sebagai fungsi suku bunga. Kurva itu digambar pada nilai pajak dan pengeluaran tertentu. Peningkatan pajak dari T ke T’. Pada suku bunga tertentu, misalkan i, pendapatan disposabel menurun yang menyebabkan penurunan konsumsi, yang pada gilirannya menyebabkan penurunan permintaan akan barang dan penurunan output ekuilibrium. Tingkat output ekuilibrium menurun dari Y ke Y’. Dengan kata lain, kurva IS bergeser kekiri. Pada suku bunga tertentu, tingkat ekuilibrium lebih rendah dari sebelum peningkatan pajak.
Setiap faktor pada suku bunga menurunkan tingkat output ekuilibrium yang menyebabkan kurva IS bergeser kekiri. Secara simetris, setiap faktor pada suku bunga tertentu, meningkatkan tingkat output ekuilibrium-suatu penurunan pajak, peningkatan pengeluaran pemerintah, peningkatan kepercayaan konsumen-menyebabkan kurva IS bergeser ke kanan. Untuk memudahkan.
ekuilibrium di pasar barang menyiratkan bahwa peningkatan suku bunga menyebabkan penurunan output. Hubungan tersebut disajikan dalam kurva IS dengan kemiringan menurun.
Perubahan faktor-faktor yang menurunkan permintaan akan barang pada suku bunga tertentu menggeser kurva IS kekiri. Perubahan faktor yang meningkatkan permintaan akan barang pada suku bunga tertentu menggeser kurva IS kekanan.

PASAR KEUANGAN DAN HUBUNGAN LM
Menderivasi Kurva LM

Gambar 5.4
Gambar 5.4(a). Misalkan suku bunga diukur pada sumbu vertikal dan uang (riil) diukur pada sumbu horizontal. Jumlah uang beredar (riil) ditunjukkan oleh garis vertikal di M/P dan dilambangkan dengan MS. Untuk tingkat pendapatan (riil) tertentu (Y), permintaan uang riil merupakan fungsi penurunan suku bunga, yang digambarkan sebagai kurva dengan kemiringan menurun yang dilambangkan oleh Md. Kecuali untuk fakta bahwa kita mengukur uang riil dan bukan uang nominal pada sumbu horizontal.
Permintaan uang bergeser kekanan, yaitu ke Md. Ekuilibrium yang baru berada di A’ dengan suku bunga yang lebih tinggi (i’). Ketika pendapatan meningkat, permintaan uang meningkat tetapi jumlah uang yang beredar tetap. Karena itu, suku bunga harus naik hingga 2 pengaruh yang berlawanan terhadap permintaan akan uang-peningkatan pendapatan yang menyebabkan orang ingin memegang lebih banyak uang dan peningkatan suku bunga yang menyebabkan orang ingin memegang lebih sedikit uang-saling membatalkan satu sama lain. Pada titik tersebut, permintaan akan uang sama dengan jumlah uang jumlah uang beredar yang tidak berubah dan pasar keuangan kembali berada dalam ekuilibrium.
Dengan menggunakan gambar 5.4(a) kita dapat menentukan nilai suku bunga yang terkait dengan setiap nilai pendapatan pada stok uang tertentu. Hubungan itu diderivasi digambar 5.4(b).
Gambar 5.4(b)memplot suku bunga ekuilibrium i pada sumbu vertikal dengan pendapatan pada sumbu horizontal. Titik A digambar 5.4(b) berhubungan dengan berhubungan dengan titik A digambar 5.4(a), dan titik A’ di gambar 5.4(b) berhubungan dengan titik A’ di gambar 5.4(a). Secara lebih umum, ekuilibrium dipasar keuangan menyiratkan bahwa semakin tinggi tingkat output, semakin tinggi permintaan akan uang, sehingga semakin tinggi suku bunga ekuilibrium.
Hubungan antara output dan suku bunga ini direpresentasikan oleh kurva dengan kemiringan menaik di gambar 5.4(b). Kurva ini disebut kurva LM. 
Pergeseran Kurva LM

Gambar 5.5
Ekuilibrium dalam pasar keuangan menyiratkan bahwa pada jumlah uang beredar riil tertentu, peningkatan tingkat pendapatan, yang meningkatkan permintaan akan uang, mengakibatkan peningkatan suku bunga. Hubungan tersebut disajikan oleh kurva LM dengan kemiringan menaik keatas. (Gambar 5.5)
Peningkatan jumlah uang beredar menggeser kurva LM ke bawah, sementara penurunan jumlah uang beredar menggeser kurva LM ke atas.

MENEMPATKAN HUBUNGAN IS DAN LM BERSAMA
Hubungan IS mengikuti kondisi di mana penawaran barang harus sama dengan permintaan akan barang. Hal memberitahukan bagaimana suku bunga mempengaruhi output. Hubungan LM mengikuti kondisi dimana jumlah uang beredar harus sama dengan permintaan akan uang.hal ini memberitahukan bagaimana output pada gilirannya mempengaruhi suku bunga. Pada setiap titik waktu, penawaran barang harus sama dengan permintaan akan barang, dan jumlah uang beredar harus sama dengan permintaan akan uang . baik hubungan IS maupun LM harus dipahami. Keduanya menentukan baik output maupun suku bunga.
Hubungan IS : Y = C(Y-T) + I(Y,i) + G
Hubungan LM: M/P = Y L (i)

Gambar   5.6
Gambar 5.6 memplot baik kurva IS maupun kurva LM pada satu grafik. Output – secara ekuivalen, produksi atau pendapatan – diukur pada sumbu horizontal. Suku bunga diukur pada sumbu vertikal.
Setiap titik pada kurva IS dengan kemiringan menurun berhubungan dengan ekuilibrium di pasar barang. Setiap titik pada kurva LM dengan kemiringan menaik berhubungan dengan pasar keuangan. Hanya pada titik A, kedua kondisi ekuilibrium itu terpenuhi. Itu berarti titik A, dengan tingkat output Y yang terkait dan suku bunga i, adalah keseluruhan ekuilibrium – titik di mana terdapat ekuilibrium baik di pasar barang maupun pasar keuangan.
Hubungan IS dan LM yang mendasari gambar 5.6 mencakup banyak informasi mengenai konsumsi, investasi, permintaan uang, dan kondisi ekuilibrium.
Pemisalan, pemerintah memutuskan untuk mengurangi defisit anggaran dan melakukannya dengan meningkatkan pajak sembari mempertahankan pengeluaran pemerintah agar tidak berubah. Perubahan kebijakan fiskal semacam itu sering disebut kontraksi fiskal (fiscal contraction) atau konsolidasi fiskal (fiscal concolidation). Kontraksi fiskal menggeser kurva IS kekiri, yang menimbulkan penurunan output dan penurunan suku bunga Peningkatan defisit, baik akibat peningkatan pengeluaran pemerintah maupun akibat penurunan pajak disebut ekspansi fiskal (fiscal expansion). Ekspansi fiskal menggeser kurva IS ke kanan, yang menimbulkan peningkatan output dan peningkatan suku bunga.
Peningkatan jumlah uang beredar disebut ekspansi moneter (monetary expansion). Ekspansi moneter menggeser kurva LM ke bawah yang menimbulkan peningkatan output dan penurunan suku bunga. Penurunan jumlah uang beredar disebut kontraksi moneter (monetary contraction) atau pengetatan moneter (monetary tightening). Kontraksi moneter menggeser kurva LM ke atas yang menimbulkan penurunan output dan peningkatan suku bunga.

MENGGUNAKAN BAURAN KEBIJAKAN
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter selalu di bahas terpisah agar kita bisa mengetahui bagaimana masing-masing kebijakan itu bekerja. Dalam praktik, keduanya sering digunakan secara bersamaan. Kombinasi dari kebijakan moneter dan fiskal dikenal sebagai bauran kebijakan moneter-fiskal (monetary fiscal policy mix), atau cukup bauran kebijakan (policy mix).
Bauran yang tepat adalah menggunakan kebijakan fiskal dan moneter pada arah yang sama. Ini adalah contoh kasus selama resesi tahun 2001 di Amerika Serikat, di mana baik kebijakan moneter dan fiskal diuraikan di kotak fokus “Resesi AS tahun 2001”. (hal.103)
 Adapun bauran dua kebijakan  pada arah yang berlawanan, seperti menggabungkan kontraksi fiskal dengan ekspansi moneter. Ini kasus pada awal tahun 1990-an di AS, ketika Bill Clinton terpilih menjadi presiden pada tahun 1992, salah satu prioritasnya adalah mengurangi defisit anggaran dengan menggunakan kombinasi pemotongan pengeluaran dan peningkatan pajak. Tetapi Clinton merasa khawatir bahwa dengan sendirinya, kontraksi fiskal semacam itu akan menimbulkan penurunan permintaan dan memicu resesi yang lain. Strategi yang baik adalah menggabungkan kontraksi fiskal (untuk menyingkirkan defisit) dengan ekspansi moneter (untu memastikan bahwa permintaan dan output tetap tinggi). Ini adalah strategi yang diadopsi dan dilaksanakan oleh Biil Clinton (penanggung jawab kebijakan fiskal) dan Alan Greenspan (penanggung jawab kebijakan moneter). Hasilnya, sedikit keberuntungan ekonomi – adalah pengurangan defisit yang stabil (yang pada gilirannya menjadi surplus anggaran pada akhir tahun 1990-an) dan peningkatan output yang stabil selama sisa dekade.
MODEL IS-LM SESUAI DENGAN FAKTA

Gambar 5.9
Setiap panel di gambar 5.9 menyajikan pengaruh perubahan suku bunga terhadap variabel tertentu. Setiap panel memplot 3 garis . garis tebal ditengah band memberikan estimasi terbaik atas pengaruh perubahan suku bunga terhadap variabel yang kita lihat di panel. Dua garis putus-putus dan ruang berwarna abu-abu diantara kedua garis tersebut menyajikan band kepercayaan (confidence band), yaitu band di mana nilai pengaruh sebenarnya terletak dengan probabilitas 60%.
Panel 5.9(a) menunjukkan pengaruh peningkatan suku bunga dana federal sebesar 1% terhadap penjualan ritel dengan berlalunya waktu. Persentase perubahan penjualan ritel di plot pada sumbu vertikal, sementara waktu,yang diukur dalam kuartal, pada sumbu horizontal.
Dengan berfokus pada estimasi terbaik  - garis tebal – kita melihat bahwa peningkatan suku bungadana federal sebesar 1% menyebabkan penurunan penjualan ritel. Penurunan terbesar dalam penjualan ritel, yaitu -0,9% dicapai selama lima kuartal.
Gambar 5.9(b) menunjukkan bagaimana penjualan yang rendah menyebabkan output yang lebih rendah . sebagai respons terhadap penurunan penjualan, perusahaan memotong produksi, tetapi dengan lebih kecil dari penurunan penjualan. Dengan kata lain, perusahaan mengakumulasi persediaan selama beberapa waktu. Penyesuaian produksi berjalan lebih lancar dan lebih lambat dari penyesuaian penjualan. Penurunan terbesar, yaitu -0,7% dicapai setelah 8 kuartal. Dengan kata lain, kebijakan moneter berjalan dengan baik, tetapi dengan rentang yang panjang. Diperlukan hampir 2 tahun agar kebijakan moneter memiliki pengaruh penuh terhadap produksi.
Bagian 5.9(c) menunjukkan bagaimana output yang lebih rendah menyebabkan kerja yang lebih rendah. Ketika memotong produksi, perusahaan juga memotong lapangan kerja. Begitu juga dengan output, penurunan lapangan kerja berjalan lambat dan stabil, yang mencapai -0,5% setelah 8 kuartal. Penurunan lapangan kerja direfleksikan dalampeningkatan tingkat pengangguran yang ditunjukkan di panel 5.9(d).
Panel 5.9(d) membahas perilaku tingkat harga. Salah satu asumsi dari model IS-LM adalah bahwa tingkat harga sudah ditentukan, dan tidak berubah sebagai respon terhadapperubahan permintaan. Panel 5.9(b) menunjukkan asumsi tersebut bukan merupakan aproksimasi realitas yang buruk dalam jangka pendek. Tingkat harga hampir tidak berubah selama 6 kuartal pertama. Hanya setelah 6 kuartal pertama tingkat harga tampak turun. Ini memberikan petunjuk yang jelas mengapa model IS-LM tidak dapat diandalkan ketika kita memasuki jangka menengah. Dalam jangka menengah, kita tidak dapat mengasumsikan bahwa tingkat harga sudah ditentukan dan pergerakan tingkat harga menjadi sangat penting.

Gambar 5.9 menyediakan 2 pelajaran penting. Pertama, memberi kita intuisi mengenai penyesuaiandinamis atas output dan variabel lain terhadap kebijakan moneter. Kedua, dan yang lebih fundamental menunjukkan bahwa apa yang kita amatidalam ekonomi konsisten dengan implikasi dari kedua model IS-LM. Ini tidak membuktikan bahwa IS-LM adalah model yang tepat, karena yang kita amati dalam ekonomi merupakan hasil mekanisme yang sama sekali berbeda dan fakta model IS-LM sangat sesuai merupakan kebetulan. Model IS-LM tampak seperti dasar yang solid untuk membangun ketika membahas pergerakanaktivitas dalam jangka pendek.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

contoh makalah LAPORAN HASIL DISKUSI

hasil wawancara/observasi toko elektronik

MAKALAH SISTEM INFORMASI DAN KOMUNIKASI DAN TRANSPORTASI