KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaiakan karya tulis ilmiah dengan judul IKATAN KIMIA. Karya tulis ilmiah
ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliahan Kimia.
Atas bimbingan bapak/ibu dosen dan
saran dari teman-teman maka disusunlah karya tulis ilmiah ini. Semoga dengan
tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kami semua dalam memenuhi
salah satu syarat tugas kami di perkuliahan. Karya tulis ini diharapkan bisa
bermanfaat dengan efisien dalam proses perkuliahan.
Dalam menyusun makalah ini, penulis
banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang terkait. Dalam menyusun karya tulis ini penulis
telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk membuat karya tulis yang
sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan
kesalahan dalam makalah ini, oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran
agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.
Demikianlah kata pengantar karya
tulis ini dan penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat digunakan
sebagaimana mestinya. Amin.
Bantaeng, 23 Desember
2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................2
C. Tujuan Penulisan......................................................................................2
D. Manfaat Penulisan....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................4
1. Terbentuknya Ikatan Kimia......................................................................4
2. Jenis-Jenis Ikatan Kimia...........................................................................5
BAB III PENUTUP....................................................................................14
A. Kesimpulan..............................................................................................14
B. Saran........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada
umumnya unsur-unsur dijumpai tidak dalam keadaan bebas (kecuali pada suhu
tinggi), melainkan sebagai suatu kelompok-kelompok atom yang disebut sebagai
molekul. Dari fakta ini dapat disimpulkan bahwa secara energi, kelompok-kelompok
atom atau molekul merupakan keadaan yang lebih stabil dibanding unsur-unsur
dalam keadaan bebas.
Selain gas mulia di alam unsur-unsur tidak selalu berada sebagai
unsur bebas (sebagai atom tunggal), tetapi kebanyakan bergabung dengan atom
unsur lain. Tahun 1916 G.N. Lewis dan W. Kossel menjelaskan hubungan kestabilan
gas mulia dengan konfigurasi elektron. Kecuali He; mempunyai 2 elektron
valensi; unsur-unsur gas mulia mempunyai 8 elektron valensi sehingga gas mulia
bersifat stabil. Atom-atom unsur cenderung mengikuti gas mulia untuk mencapai
kestabilan.
Jika atom berusaha memiliki 8 elektron valensi, atom disebut
mengikuti aturan oktet. Unsur-unsur dengan nomor atom kecil (seperti H dan Li)
berusaha mempunyai elektron valensi 2 seperti He disebut mengikuti aturan
duplet. Cara yang diambil unsur supaya dapat mengikuti gas mulia, yaitu:
1. melepas atau
menerima elektron;
2. pemakaian bersama
pasangan elektron.
Pada
bab struktur atom dan sistem periodik unsur, Anda sudah mempelajari bahwa
sampai saat ini jumlah unsur yang dikenal manusia, baik unsur alam maupun unsur
sintetis telah mencapai sebanyak 118 unsur. Tahukah Anda bahwa di alam semesta
ini sangat jarang sekali ditemukan atom berdiri sendirian, tapi hampir semuanya
berikatan dengan dengan atom lain dalam bentuk senyawa, baik senyawa kovalen
maupun senyawa ionik. Pernahkah Anda membayangkan berapa banyak senyawa yang
dapat terbentuk di alam semesta ini? Mengapa atom-atom tersebut dapat saling
berikatan satu dengan yang lain? Apakah setiap atom pasti dapat berikatan
dengan atom-atom lain? Apakah ikatan antaratom dalam senyawa – senyawa di alam
ini semuanya sama? Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan – pertanyaan
tersebut, Anda harus mempelajari bab Ikatan kimia ini.
Pada
bab ini Anda akan mempelajari apakah ikatan kimia itu, mengapa atom-atom dapat
saling berikatan, apa saja jenis-jenis ikatan kimia, dan lain-lain. Gaya yang
mengikat atom-atom dalam molekul atau gabungan ion dalam setiap senyawa disebut
ikatan kimia. Konsep ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1916 oleh Gilbert Newton Lewis (1875-1946) dari
Amerika dan Albrecht Kossel (1853-1927)
dari Jerman.
Konsep
tersebut adalah:
1.Kenyataan
bahwa gas-gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) sukar membentuk senyawa
merupakan bukti bahwa gas-gas mulia memiliki susunan elektron yang stabil.
2.Setiap
atom mempunyai kecenderungan untuk memiliki susunan elektron yang stabil
seperti gas mulia. Caranya dengan melepaskan elektron atau menangkap elektron.
3.Untuk
memperoleh susunan elektron yang stabil hanya dapat dicapai dengan cara
berikatan dengan atom lain, yaitu dengan cara melepaskan elektron, menangkap
elektron, maupun pemakaian elektron secara bersama-sama.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, kita
bisa menentukan rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Bagaimanakah terbentuknya ikatan kimia?
2.Apa-apa sajakah jenis dari ikatan kimia?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan karya
ilmiah ini, yaitu :
1.Sebagai salah satu syarat dalam mengikuti mata kuliah Kimia.
2.Menambah wawasan tentang ikatan kimia.
3. Mengetahui lebih mendalam tentang ikatan
kimia yang kita temukan dalam kehidupan.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dalam penulisan karya
ilmiah ini, yaitu :
1.Sebagai pedoman untuk menambah pengetahuan dalam membuat suatu
karya ilmiah.
2.Sebagai referensi bagi penulis dalam pembuatan makalah
berikutnya.
3. Sebagai bahan bacaan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Terbentuknya Ikatan Kimia
Pada umumnya atom tidak berada dalam keadaan bebas, tetapi
bergabung dengan atom lain membentuk senyawa. Dari 90 buah unsur alami ditambah
dengan belasan unsur buatan, dapat dibentuk senyawa dalam jumlah tak hingga.
Antara
dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk molekul. Interaksi
ini selalu disertai dengan pelepasan energi, sedangkan gaya-gaya yang menahan
atom-atom dalam molekul merupakan suatu ikatan yang dinamakan ikatan kimia.
Ikatan kimia terbentuk karena unsur-unsur ingin memiliki struktur elektron
stabil. Struktur elektron stabil yang dimaksud yaitu struktur elektron gas
mulia (Golongan VIII A).
Sebuah atom cenderung melepaskan elektron apabila memiliki
elektron terluar 1, 2, atau 3 elektron dibandingkan konfigurasi elektron gas
mulia yang terdekat.
Contoh:
11Na : 2 8 1 ; Gas mulia terdekat ialah 10Ne : 2 8
Jika dibandingkan
dengan atom Ne, maka atom Na kelebihan satu elektron. Untuk memperoleh
kestabilan, dapat dicapai dengan cara melepaskan satu elektron.
Na
(2 8 1) Ã Na+ (2 8) + e–
Sebuah atom cenderung menerima elektron apabila memiliki
elektron terluar 4, 5, 6, atau 7 elektron dibandingkan konfigurasi elektron gas
mulia yang terdekat.
Contoh:
9F : 2 7
; Gas mulia yang terdekat ialah 10Ne : 2 8.
Konfigurasi Ne dapat
dicapai dengan cara menerima satu elektron.
F
(2 7) + e– Ã F- (2 8)
Jika masing-masing atom sukar untuk melepaskan elektron
(memiliki keelektronegatifan tinggi), maka atom-atom tersebut cenderung
menggunakan elektron secara bersama dalam membentuk suatu senyawa. Cara Ini
merupakan peristiwa yang terjadi pada pembentukan ikatan kovalen. Misalnya atom
fluorin dan fluorin, keduanya sama-sama kekurangan elektron, sehingga lebih
cenderung memakai bersama elektron terluarnya.
Jika suatu atom melepaskan elektron, berarti atom tersebut
memberikan elektron kepada atom lain. Sebaliknya, jika suatu atom menangkap
elektron, berarti atom itu menerima elektron dari atom lain. Jadi, susunan
elektron yang stabil dapat dicapai dengan berikatan dengan atom lain.
Kecenderungan
atom-atom untuk memiliki struktur atau konfigurasi elektron seperti gas mulia
atau 8 elektron pada kulit terluar disebut ”kaidah oktet”.
Sementara itu atom-atom yang
mempunyai kecenderungan untuk memiliki konfigurasi elektron seperti gas helium
disebut ”kaidah duplet”.
Agar
dapat mencapai struktur elektron seperti gas mulia, antarunsur mengadakan
hal-hal berikut.
1.Perpindahan
elektron dari satu atom ke atom lain (serah terima elektron).
Atom
yang melepaskan elektron akan membentuk ion positif, sedangkan atom yang
menerima elektron akan berubah menjadi ion negatif, sehingga terjadilah gaya
elektrostatik atau tarik-menarik antara kedua ion yang berbeda muatan. Ikatan
ini disebut ikatan ion.
2.Pemakaian
bersama pasangan elektron oleh dua atom sehingga terbentuk ikatan kovalen.
3.Selain
itu, dikenal juga adanya ikatan lain yaitu:
a
Ikatan logam,
b.
Ikatan hidrogen,
c.Ikatan
Van der Waals.
2.
Jenis-Jenis Ikatan Kimia
2.1
Ikatan Ion
Atom-atom yang melepas elektron menjadi ion positif (kation)
sedang atom-atom yang menerima elektron menjadi ion negatif (anion). Ikatan ion
biasanya disebut ikatan elektrovalen. Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut
senyawa ionik. Senyawa ionik biasanya terbentuk antara atom-atom unsur logam
dan nonlogam.
Ikatan
ion yaitu ikatan yang terbentuk sebagai akibat adanya gaya tarik-menarik antara
ion positif dan ion negatif, ini terjadi karena
kedua ion tersebut memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar. Ion
positif terbentuk karena unsur logam melepaskan elektronnya, sedangkan ion
negatif terbentuk karena unsur nonlogam menerima elektron. Ikatan ion terjadi
karena adanya serah terima elektron. Contoh: NaCl,
MgO, CaF2, Li2O, AlF3, dan lain-lain.
Ikatan
ion merupakan ikatan yang relatif kuat. Pada suhu kamar, semua senyawa ion
berupa zat padat kristal dengan struktur tertentu. NaCl mempunyai struktur yang
berbentuk kubus, di mana tiap ion Na+ dikelilingi
oleh 6 ion Cl– dan tiap ion Cl–
dikelilingi oleh 6 ion Na+.
Atom-atom
membentuk ikatan ion karena masing-masing atom ingin mencapai
keseimbangan/kestabilan seperti struktur elektron gas mulia. Ikatan ion
terbentuk antara:
a.Ion positif dengan ion negatif,
b.Atom-atom berenergi potensial
ionisasi kecil dengan atom-atom berafinitas elektron besar (Atom-atom unsur
golongan IA, IIA dengan atom-atom unsur golongan VIA, VIIA),
c. Atom-atom dengan keelektronegatifan
kecil dengan atom-atom yang mempunyaI keelektronegatifan besar.
Sifat-sifat
senyawa ion sebagai berikut.
a.Dalam
bentuk padatan tidak menghantar listrik karena partikel-partikel ionnya terikat
kuat pada kisi, sehingga tidak ada elektron yang bebas bergerak.
b.Leburan
dan larutannya menghantarkan listrik.
c.Umumnya
berupa zat padat kristal yang permukaannya keras dan sukar digores.
d.Titik
leleh dan titik didihnya tinggi.
e.Larut
dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut nonpolar.
Lambang titik elektron Lewis terdiri atas lambang unsur dan
titik-titik yang setiap titiknya menggambarkan satu elektron valensi dari
atom-atom unsur. Titik-titik elektron adalah elektron terluarnya.
Untuk membedakan asal elektron valensi penggunaan tanda (O) boleh
diganti dengan tanda (x), tetapi pada dasarnya elektron mempunyai lambang titik
Lewis yang mirip.
Lambang titik Lewis untuk logam transisi, lantanida, dan
aktinida tidak dapat dituliskan secara sederhana, karena mempunyai kulit dalam
yang tidak terisi penuh. Lambang Lewis juga membantu untuk menentukan bentuk
suatu ikatan atom. Berikut bentuk-bentuk molekul .
2.2 Ikatan Kovalen
Bila atom-atom yang memiliki keelektronegatifan sama bergabung,
maka tidak akan terjadi perpindahan elektron, tetapi kedua elektron itu
digunakan bersama oleh kedua atom yang berikatan. Ikatan kovalen adalah ikatan yang
terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur nonlogam yang lain dengan cara
pemakaian bersama pasangan elektron. Adakalanya dua atom dapat menggunakan
lebih dari satu pasang elektron. Ikatan kovalen terbentuk di antara dua atom
yang sama-sama ingin menangkap elektron (sesama atom bukan logam). Apabila yang
digunakan bersama dua pasang atau tiga pasang maka akan terbentuk ikatan
kovalen rangkap dua atau rangkap tiga. Jumlah elektron valensi yang digunakan
untuk berikatan tergantung pada kebutuhan tiap atom untuk mencapai konfigurasi
elektron seperti gas mulia (kaidah duplet atau oktet).
Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama pasangan
elektron oleh atom-atom yang berikatan. Pasangan elektron yang dipakai bersama
disebut pasangan elektron ikatan (PEI) dan pasangan elektron valensi yang tidak
terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen disebut pasangan elektron bebas
(PEB). Ikatan kovalen umumnya terjadi antara atom-atom unsur nonlogam, bisa
sejenis (contoh: H2, N2, O2, Cl2, F2,
Br2, I2) dan berbeda jenis (contoh: H2O, CO2,
dan lain-lain). Senyawa yang hanya mengandung ikatan kovalen disebut senyawa
kovalen.
Penggunaan
bersama pasangan elektron digambarkan oleh Lewis menggunakan titik elektron.
Rumus Lewis merupakan tanda atom yang di sekelilingnya terdapat titik, silang
atau bulatan kecil yang menggambarkan elektron valensi atom yang bersangkutan. Struktur Lewis adalah penggambaran ikatan kovalen yang
menggunakan lambang titik Lewis di mana PEI dinyatakan dengan satu garis atau
sepasang titik yang diletakkan di antara kedua atom dan PEB dinyatakan dengan
titik-titik pada masing-masing atom.
Apabila
dua atom hidrogen membentuk ikatan maka masing-masing atom menyumbangkan sebuah
elektron dan membentuk sepasang elektron yang digunakan bersama. Sepasang
elektron bisa digantikan dengan sebuah garis yang disebut tangan ikatan.
Jumlah tangan dapat menggambarkan jumlah ikatan dalam suatu senyawa kovalen.
Sifat-sifat
senyawa kovalen sebagai berikut:
a.Pada
suhu kamar umumnya berupa gas (misal H2, O2, N2,
Cl2, CO2), cair (misalnya: H2O dan HCl),
ataupun berupa padatan.
b.Titik didih dan titik lelehnya
rendah, karena gaya tarik-menarik antarmolekulnya lemah meskipun ikatan antaratomnya
kuat.
c.Larut
dalam pelarut nonpolar dan beberapa di antaranya dapat berinteraksi dengan
pelarut polar.
d.Larutannya
dalam air ada yang menghantar arus listrik (misal HCl) tetapi sebagian besar
tidak dapat menghantarkan arus listrik, baik padatan, leburan, atau larutannya.
Anda
dapat memprediksi ikatan kimia apabila mengetahui konfigurasi elektron dari
atom unsur tersebut (elektron valensinya). Dari situ akan diketahui jumlah
kekurangan elektron masing-masing unsur untuk mencapai kaidah oktet dan
dupet (kestabilan struktur seperti struktur elektron gas mulia). Jarak antara
dua inti atom yang berikatan disebut panjang ikatan. Sedangkan energi
yang diperlukan untuk memutuskan ikatan disebut energi ikatan. Pada
pasangan unsur yang sama, ikatan tunggal merupakan ikatan yang paling lemah dan
paling panjang. Semakin banyak pasangan elektron milik bersama, semakin kuat
ikatan dan panjang ikatannya semakin kecil/pendek.
Adapun
macam-macam ikatan kovalen berdasarkan jumlah PEI-nya yaitu ikatan kovalen tunggal yaitu ikatan kovalen yang memiliki 1 pasang PEI.
Contoh: H2, H2O (konfigurasi elektron H = 1; O = 2, 6)
atau H – H , H-O-H , ikatan kovalen
rangkap 2 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 2 pasang PEI. Contoh: O2,
CO2 (konfigurasi elektron O = 2, 6; C = 2, 4) atau O = O , O = C =
O, dan ikatan kovalen rangkap 3 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 3 pasang
PEI. Contoh: N2 (Konfigurasi elektron N = 2, 5) atau N ≡ N.
Ikatan
kovalen yang hanya melibatkan sepasang elektron disebut ikatan tunggal (dilambangkan dengan satu garis),
sedangkan ikatan kovalen yang melibatkan lebih dari sepasang elektron disebut ikatan
rangkap. Ikatan yang melibatkan dua pasang elektron disebut ikatan
rangkap dua (dilambangkan dengan dua garis), sedangkan ikatan yang
melibatkan tiga pasang elektron disebut ikatan rangkap tiga (dilambangkan
dengan tiga garis).
a. Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan
kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang terjadi karena pasangan elektron
yang dipakai bersama berasal dari salah satu atom yang berikatan. Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang
PEI-nya berasal dari salah satu atom yang berikatan. Ikatan kovalen koordinasi adalah
ikatan kovalen di mana pasangan elektron yang dipakai bersama hanya
disumbangkan oleh satu atom, sedangkan atom yang satu lagi tidak menyumbangkan
elektron.
Ikatan
kovalen koordinat dapat terjadi antara suatu atom yang mempunyai pasangan
elektron bebas dan sudah mencapai konfigurasi oktet dengan atom lain yang
membutuhkan dua elektron dan belum mencapai konfigurasi oktet.
Ketika
membuat rumus Lewis dari asam-asam oksi (misalnya asam sulfat/H2SO4)
lebih dahulu dituliskan bayangan strukturnya kemudian membuat rumus Lewisnya
yang dimulai dari atom hidrogen. Hal ini untuk mengetahui jenis-jenis ikatan
yang ada, antara ikatan kovalen atau ikatan kovalen koordinat.
Pada ikatan kovalen biasa, pasangan elektron yang digunakan
bersama dengan atom lain berasal dari masing-masing atom unsur yang berikatan.
Namun apabila pasangan elektron tersebut hanya berasal dari salah satu atom
yang berikatan, maka disebut ikatan
kovalen koordinasi.
b. Polarisasi Ikatan
Kovalen
Perbedaan
keelektronegatifan dua atom menimbulkan kepolaran senyawa. Adanya perbedaan
keelektronegatifan tersebut menyebabkan pasangan elektron ikatan lebih tertarik
ke salah satu unsur sehingga membentuk dipol. Adanya dipol inilah yang
menyebabkan senyawa menjadi polar.
Pada
senyawa HCl, pasangan elektron milik bersama akan lebih dekat pada Cl karena
daya tarik terhadap elektronnya lebih besar dibandingkan H. Hal itu menyebabkan
terjadinya polarisasi pada ikatan H – Cl. Atom Cl lebih negatif daripada atom
H, hal tersebut menyebabkan terjadinya ikatan kovalen polar.
Contoh:
1) Senyawa kovalen polar: HCl, HBr,
HI, HF, H2O, NH3.
2) Senyawa kovalen nonpolar: H2,
O2, Cl2, N2, CH4, C6H6,
BF3.
Pada
ikatan kovalen yang terdiri lebih dari dua unsur, kepolaran senyawanya
ditentukan oleh hal-hal berikut.
1)Jumlah
momen dipol, jika jumlah momen dipol = 0, senyawanya bersifat nonpolar. Jika
momen dipol tidak sama dengan 0 maka senyawanya bersifat polar.
2) Bentuk
molekul, jika bentuk molekulnya simetris maka senyawanya bersifat nonpolar,
sedangkan jika bentuk molekulnya tidak simetris maka senyawanya bersifat polar.
Kedudukan
pasangan elektron ikatan tidak selalu simetris terhadap kedua atom yang
berikatan. Hal ini disebabkan karena setiap unsur mempunyai daya tarik elektron
(keelektronegatifan) yang berbeda-beda. Salah satu akibat dari
keelektronegatifan adalah terjadinya polarisasi pada ikatan kovalen.
Kepolaran
dinyatakan dengan momen dipol (μ), yaitu hasil kali antara muatan (Q)
dengan satuan Coloumb dengan jarak (r) satuan meter.
μ = Q × r
Satuan momen dipol adalah debye (D),
di mana 1 D = 3,33 × 10–30 Cm.
Berikut adalah sajian beberapa momen
dipol dari senyawa kovalen.
Senyawa
|
Keelektronegatifan
|
Momen Dipol (D)
|
HF
HCl
HBr
HI
|
1,8
1,0
0,8
0,5
|
1,91
1,03
0,79
0,38
|
2.3 Ikatan Logam
Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat
penggunaan bersama elektron-elektron valensi antar atom-atom logam. Ikatan logam terjadi akibat
interaksi antara elektron valensi yang bebas bergerak dengan inti atau
kation-kation logam yang menghasilkan gaya tarik. Contoh:
logam besi, seng, dan perak. Ikatan logam bukanlah ikatan ion atau ikatan
kovalen. Salah satu teori yang dikemukakan untuk menjelaskan ikatan logam
adalah teori lautan elektron. Menurut teori ini, atom logam harus berikatan
dengan atom-atom logam yang lain untuk mencapai konfigurasi elektron gas mulia.
Dalam model ini, setiap elektron valensi mampu bergerak bebas di dalam tumpukan
bangun logam atau bahkan meninggalkannya sehingga menghasilkan ion positif.
Elektron valensi inilah yang membawa dan menyampaikan arus listrik. Gerakan
elektron valensi ini jugalah yang dapat memindahkan panas dalam logam.
Contoh terjadinya ikatan logam. Tempat kedudukan elektron
valensi dari suatu atom besi (Fe) dapat saling tumpang tindih dengan tempat
kedudukan elektron valensi dari atom-atom Fe yang lain. Tumpang tindih
antarelektron valensi ini memungkinkan elektron valensi dari setiap atom Fe
bergerak bebas dalam ruang di antara ion-ion Fe+ membentuk lautan elektron.
Karena muatannya berlawanan (Fe2+ dan 2 e–), maka terjadi gaya
tarik-menarik antara ion-ion Fe+ dan elektron-elektron bebas ini.
Akibatnya terbentuk ikatan yang disebut ikatan
logam. Logam
mempunyai sifat-sifat antara lain:
a. pada suhu kamar umumnya padat,
b. mengilap,
c. menghantarkan panas dan listrik
dengan baik,
d. dapat ditempa dan dibentuk.
Dalam
bentuk padat, atom-atom logam tersusun dalam susunan yang sangat rapat (closely
packed). Susunan logam terdiri atas ion-ion logam dalam lautan elektron.
Dalam susunan seperti ini elektron valensinya relatif bebas bergerak dan tidak
terpaku pada salah satu inti atom, sehingga elektron-elektron ini tidak
terus-menerus digunakan bersama oleh dua ion yang sama. Bila diberikan energi,
elektron-elektron ini mudah dioperkan dari atom ke atom. Telah kita ketahui bahwa unsur logam memiliki sedikit
elektron valensi. Berarti, pada kulit luar atom logam terdapat banyak orbital
kosong. Hal ini menyebabkan elektron valensi unsur logam dapat bergerak bebas
dan dapat berpindah dari satu orbital ke orbital lain dalam satu atom atau
antar atom.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari bab pembahasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
atom-atom saling mengikatkan diri satu sama lain karena ingin menyetarakan
kestabilan mereka, sesuai dengan kaidah oktet atau seperti halnya golongan gas
mulia yang telah memiliki kestabilan yang tidak dapat terelakkan lagi (hukum
alam). Adapun jenis-jenis
ikatan kimia terdiri atas 3 macam, yang pertama adalah ikatan ion yang
merupakan ikatan antara unsur-unsur logam dan non-logam, kedua adalah ikatan
kovalen yaitu pemakaian elektron secara bersama-sama oleh unsur non-logam dan
unsur non-logam, serta ikatan logam yang merupakan pemakaian elektron secara
bersama-sama oleh atom-atom logam.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis
berikan dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu :
1.Sebaiknya pihak universitas membatasi mahasiswa
dalam pengambilan materi penulisan karya ilmiah melalui internet agar mahasiswa
lebih termotivasi dalam menemukan bahan atau materi lewat beberapa buku di
perpustakaan dan agar mahasiswa lebih termotivasi untuk membaca buku.
2.Sebaiknya
mahasiswa lebih mendalami pemahaman materi ikatan kimia karena
materi ini merupakan materi dari salah satu mata kuliah umum yang perlu
diluluskan untuk pengambilan SKS berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Harnanto, Ari dan Ruminten. 2009. Kimia untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Permana, Irvan. 2009. Memahami
Kimia 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Rahardjo, Sentot Budi. 2008. Kimia
Berbasis Eksperimen 2 untuk kelas XI SMA dan MA. Jawa Tengah: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
Setyawati, Arifatun Arifah. 2009. Mengkaji Fenomena Alam untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Utami, Budi, Agung Nugroho Catur Saputro, Lina Mahardiani, Sri
Yamtinah dan Bakti Mulyani. 2009. Kimia
untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Utami, Budi, Agung Nugroho Catur Saputro, Lina Mahardiani, Sri
Yamtinah dan Bakti Mulyani. 2009. Kimia
untuk SMA dan MA Kelas XI Program Ilmu Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Komentar
Posting Komentar